INFO NEWS | CIANJUR - Usai ramai-ramai menuntut penjelasan pencairan PIP dari tahun 2029 hingga 2024, terutama dimasa pandemik covid-19, puluhan orang tua penerima manfaat dipanggil pihak SDN Galudra selaku pengelola bantuan PIP di tingkat sekolah dasar. Rabu (30/7/2025).
Dalam forum pertemuan antara orang tua penerima manfaat dan pengelola bantuan PIP, alih- alih menjelaskan, diduga malah pihak sekolah mempersalahkan puluhan orang tua penerima manfaat yang mengeluh kepada media.
" Setelah bapak- bapak memberikan edukasi tentang tata cara mengecek penerima manfaat PIP, kami dipanggil pihak sekolah, dalam forum tersebut seolah- olah kami disalahkan pihak sekolah," kata NG (Nama jelas ada di redaksi) salah satu orang tua penerima manfaat PIP, Selasa (29/7/2025).
Apakah NG turut hadir saat dipanggil pihak sekolah? tanya awak media.
" Saya tidak hadir, karena pada saat itu saya sedang sakit," jawabnya.
Lebih lanjut NG menjelaskan: " Salah satu dari kami yang turut menghadiri panggilan dari sekolah, datang, dan menceritakan hasil pertemuan dengan pihak sekolah," terangnya.
" Pengakuan orang tua murid yang ikut hadir dipertemuan sekolah, salah seorang guru terkesan menyalahkan pihak orang tua murid, saurna make dadaekannan didata dicek kumaha lamun data KK na di manfaatkeun kana pinjol ku pihak media," ujar NG menceritakan kembali ucapan temannya kepada awak media.
Sambung NG, jadi warga teh kuawamna ngaraos kasieunan pak ku aya na bahasa kitu teh ti salah sawios guru kitu pak, jadi bapak tolong teras bantu perjuangkeun masyarakat alit, saleresna mah bagi abdi sanes masalah besar kecilna artos bantuanna, da abdi ge di sakola aya wargi janten guru di Galudra tapi maksad abdi mah kejelasan sareng sesuai we dina peraturan program PIP ieu. Padahal nu lakukeun ku bapakmah kan edukasi pengecekan penerima manfaat PIP.
" Saupamina tea mah masih aya hak masyarakat sebagaimana nu tercatat di aplikasi Sipintar yang belum disampaikan dikarenakan pihak orang tua tidak merasa menerima sejumlah itu, ya tolong salurkan sesuai ketentuan hak masyarakat," harapnya.
Ia juga memohon agar awak media mengawal permasalahan PIP tersebut hingga tuntas.
" Bapak ulah kagok ngabelaan warga masyarakat, perkawis masalah PIP nu kamari teras perjuangkeun dugika aya kejelasan, ulah dugika ngagantung tanpa aya solusi sareng kejelasan, kumaha-kumahana, hawatos pak kirang-kirangna masyarakatmah ku awamna kadang teu tiasa nyarioskeunna, da ari harapanna mah tangtos hoyong katampi sesuai hakna," pintanya.
Tidak lupa Ia juga mengucapkan terimakasih atas edukasi yang dilakukan awak media, sehingga masyarakat awam jadi tahu cara mengecek penerima manfaat PIP di aplikasi sipintar.
Sebelumnya di konfirmasi awak media Kepala SDN Galudra yang baru Risa Siti Nurbaniah pada Senin, 7 Juli 2025 mengatakan.
" Permasalahan terjadi sebelum saya bertugas di sini, saya bertugas di sini baru satu tahun," jelasnya.
" Justru dimasa saya, buku rekening PIP dan ATMnya saya bagikan seluruhnya," kata Risa.
Disinggung awak media mengenai keluhan 28 orang tua penerima manfaat yang mengaku haknya belum sepenuhnya mereka terima, dan meminta penjelasan pencairan PIP dari tahun 2019 hingga 2024. Risa mengatakan.
" Sebelumnya saya akan mengecek permasalahan ini terlebih dahulu bersama pihak terkait untuk mempersamakan persepsi," jawabnya.
Setelah mendapat jawaban dari Risa Siti Nurbaniah selaku Kepala SDN Galudra yang baru, awak media kemudian bertolak menuju SDN Ciwalen Pentas untuk mengkonfirmasi Ahmad Badri Kepala Sekolah sebelumnya.
" Sebetulnya permasalahan sekarang ini merupakan tanggung jawab Kepala SDN Galudra yang baru, dan tidak perlu membawa-bawa kepala sekolah sebelumnya," keluh Ahmad Badri, pada Senin, 28 Juli 2025.
Ahmad Badri Sama pun meyakinkan kepada awak media bahwa dirinya tidak mungkin melakukan perbuatan seperti itu.
" Isinlah abdi ku guru sareng ku duriah abdi kalau sampai seperti itu, dan abdi yakin masyarakat Salagombong pun tidak akan percaya," tuturnya sambil diselingi bahasa sunda.
" Saat abdi bertugas di Galudra malah abdi melakukan rehab 3 bangunan sekolah, ngabangun lapang, secara swadaya mangga komite ge tangtos terangeun," terangnya.
Terkait keluhan puluhan orang tua penerima manfaat. Ahmad Badri kembali menjelaskan, bahwa yang dicairkan pihak sekolah sudah sesuai dengan daftaran.
" Begini pak yang dicairkan sekolah itu adalah ketika dapat informasi dari daftar, dan sadayana selama abdi di Galudra nya tahanusbini'mah lah, isinlah komo abdi berlatar belakang di pesantren abdi ge kan harus begitu nya," tutur Ahmad Badri.
" Setiap pencairan selalu disampaikan kepada orang tua murid, dan di cairkan oleh orang tua murid," katanya.
Lebih lanjut Ahmad Badri Sama menegaskan, jadi jika kemudian terjadi ketidak singkronan antara sipintar dengan yang diterima orang tua murid, boleh jadi mungkin itu tidak sama, kenapa? karena itumah untuk mencocokan dengan sipintar, itu mah harus dengan pihak bank.
" Kalau buku rekening dengan tanda yang diterima dari saya tentu itu akan clear, gitu kan," tandasnya.
Terpisah, awak media selanjutnya mengkonfirmasi Komite SDN Galudra melalui sambungan aplikasi perpesanan WhatsApp, diujung telepon setelah menjelaskan tuntutan puluhan orang tua penerima manfaat PIP, Asep Feri selaku Komite sekolah dengan singkat mengatakan.
" Saurnamah tos di dugikeun ka KS nu tipayun," jawabnya singkat.
(Rafli)