Foto: (Joy/Infonews) Aktivis ICE dan Mugesa memperkenalkan material bangunan rumah tahan gempa kepada anak usia dini |
INFO NEWS | CIANJUR - Dalam rangka mengenang dua tahun tragedi bencana alam gempa bumi cianjur, yang terjadi pada pada hari Senin, 21 November 2022 silam. Cianjur Inisiatif Enzio (CIE) bersama Museum Gempa Profesor Dr. Sarwidi (Mugesa) melaksanakan kegiatan pengenalan Mitigasi kebencanaan untuk anak usia dini.
Dengan mendirikan tenda di acara Car Free Day (CFD) Jl. KH. Abdullah Bin Nuh- Cianjur, Tim CIE dan Mugesa mengenalkan kepada masyarakat, terutama anak usia dini tentang mitigasi kebencanaan.
Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana atau dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Mitigasi dapat dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi.
Upaya mitigasi dapat berupa:
Pembangunan fisik, seperti infrastruktur tahan bencana
Pemetaan daerah rawan bencana
Penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Hal tersebut disampaikan Acep Bowo Ketua ICE yang akrab di sapa Kang Wowo, ia menerangkan tujuan utama dari mitigasi adalah untuk mengurangi risiko bencana, seperti korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam.
"Cianjur ini memiliki yang namanya sesar cugenang, maka sangat diperlukan diadakannya pendidikan atau pengenal mitigasi kebencanaan sejak usia dini, karena sesar cugenang adalah patahan aktif di wilayah Cugenang, Jawa Barat yang menjadi penyebab gempa bumi di cianjur," ungkapnya. Minggu (24/11/2024).
"Selain itu sesar cugenang merupakan zona berbahaya untuk dihuni karena rawan gempa bumi. Sesar cugenang rentan mengalami pergeseran atau deformasi, getaran, dan kerusakan lahan, serta bangunan," imbuhnya.
Ia juga mengatakan, pihaknya berada di CFD dalam rangka memberikan edukasi ketika bencana itu terjadi, apa yang harus dilakukan, tetap tenang dan tidak panik, panik itu yang membuat patal.
Foto: (Ojoy/Infonews) Aktivis ICE dan Mugesa mendirikan tenda untuk edukasi kepada masyarakat terutama anak usia dini tentang mitigasi kebencanaan |
"Dengan keadaan panik kita akan mengambil langkah yang keliru," ucap Wowo.
Wowo berharap Pemerintah memasukan mitigasi kebencanaan dalam kurikulum pelajaran umum di sekolah sekolah, karena cianjur memiliki patahan yang masih aktif.
Masih kata Wowo, untuk selanjutnya selain pengenalan mitigasi kebencanaan kepada anak usia sekolah, juga memperhatikan pembangunan rumah tahan gempa, mulai struktur pembangunannya hingga komponen material bangunannya.
"Dengan memakai standar rumah tahan gempa dan komponen material bangunan yang ringan, Insya Allah kalaupun terjadi hal hal yang tidak kita inginkan dampaknya tidak akan terlalu parah," bebernya.
Lanjut Wowo; "Kita aktif dalam penanganan bencana, baik itu bencana yang timbul dari alam, maupun bencana karena human error, kemarin bersama anggota dewan Ibu Neti, kita melakukan sarasehan bencana nasional secara online, diikuti dua ratus peserta," ujarnya.
"Kami berharap teman teman aktivis yang lain ikut memberikan edukasi mitigasi kebencanaan kepada masyarakat, terutama pemerintah berikan edukasi sejak dini kepada anak usia sekolah," pungkasnya.
(Ojoy)