Foto: Dok. (Rfs/InfoNEWS) Gedung RSUD Ciawi yang berganti nama menjadi RSUD KH Idham Chalid sehingga memicu kegaduhan alias penolakan dari berbagai pihak. Penolakan itu, karena Bupati Bogor Rudi Susmanto memilih nama tokoh nasional dari luar daerah bukan dari Bogor atau Jawa Barat. Selain itu, perubahan nama dianggap tidak mendasar |
INFO NEWS | BOGOR - Pergantian nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi menjadi RSUD KH Idham Chalid, mulai menuai reaksi dari berbagai pihak. Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor sekaligus tokoh masyarakat di Kecamatan Ciawi, Prof.Dr.H Isman Kadar menyampaikan penolakan atas pergantian nama RSUD Ciawi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor era kepemimpinan Rudi Susmanto.
" Saya lebih setuju pergantian nama RSUD Ciawi memakai nama-nama tokoh yang berasal dari Bogor, bukan nama tokoh dari luar daerah," kata Isman Kadar dalam group diskusi DOB Bogor Selatan, Selasa 27 Mei 2025.
Guru besar di Universitas Pakuan Bogor itu mengingatkan, bahwa Bogor telah melahirkan segudang tokoh yang berjasa terhadap negara ketika memperjuangkan kemerdekaan maupun saat mengisi kemerdekaan era Presiden Soekarno hingga jaman Orde Baru.Tak hanya itu, Isman Kadar juga memaparkan, di Bogor terlahir Budayawan ternama hingga Ulama-ulama besar.
" Bogor itu bagian dari tatar sunda. Jika memang mau mengganti nama RSUD Ciawi, baiknya memakai nama tokoh dari tatar Sunda sebagai bentuk penghormatan sejarah masyarakat Bogor," imbuhnya.
Penolakan serupa dilontarkan, Ketua Forum Masyarakat Ciawi Peduli (Formacip), Ujang Ka'mun yang secara tegas menolak kebijakan Bupati Bogor Rudi Susmanto mengganti nama RSUD Ciawi menjadi RSUD KH Idham Chalid dengan dalih apapun.
" Apapun alasannya, kami secara tegas menolak pergantian nama RSUD Ciawi. Bentuk penolakan akan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya pengumpulan tanda tangan warga hingga menggelar aksi," tegas pria yang akrab disapa Ki Uka itu.
Ketua Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS), M.Muchsin, ikut angkat bicara atas pergantian nama RSUD Ciawi. Menurut dia, kebijakan Bupati Bogor tidak mendasar dan hanya menimbulkan kegaduhan di masyarakat khususnya yang berada di Ciawi dan sekitarnya juga rakyat Bumi Tegar Beriman.
" Apa urgensinya Bupati mengganti nama RSUD Ciawi, apalagi pergantian nama itu memicu kegaduhan karena dianggap melupakan kearifan lokal," kata Muchsin.
Lebih lanjut, ia meminta Bupati Rudi Susmanto untuk tidak memaksakan pergantian nama RSUD Ciawi dan lebih fokus dalam peningkatan layanan masyarakat bidang kesehatan, sistem administrasi hingga pengelolaan parkir di RSUD Ciawi. Sebagai bentuk penolakan atas perubahan nama, kata dia lagi, AMBS akan menyurati Bupati Bogor Rudi Susmanto agar membatalkan perubahan nama tersebut.
" Bukan kita tidak menghormati sosok KH Idham Chalid sebagai tokoh Nasional. Pergantian nama itu, akan menimbulkan persepsi politis hingga sekretarian. Masyarakatnya nantinya akan menafsirkan RSUD Ciawi yang notabenenya tempat pelayanan bidang kesehatan sebagai representasi dari partai politik atau organisasi tertentu," tegasnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Rudi Susmanto dalam keterangannya mengatakan, perubahan nama RSUD Ciawi menjadi RSUD KH Idham Chalid dalam prosesnya melibatkan keluarga besar KH Idham Chalid. Perubahan itu, jelas Bupati, akan diimplementasikan bertahap selama tiga tahun, seiring pembaharuan berbagai perizinan dan sistem administrasi.
" Justru keluarga KH Idham Chalid mendukung penuh dan tidak ada paksaan. Agar tidak membebani sistem termasuk perubahan pada nama BPJS hingga perizinan dokter, kita berikan waktu selama 3 tahun," jelas Bupati Bogor.
AR Sogiri