Keterangan Foto : Kadinkes Kota Bogor (tengah) Sri Nowo Retno merilis penambahan jumlah korban keracunan menu MBG dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani menjadi 223 orang, angka tersebut tidak menuntut kemungkinan akan terus bertambah karena Dinkes Kota Bogor masih melakukan pendalaman dan investigasi pada kasus tersebut. |
INFO NEWS | BOGOR - Pasca Walikota Bogor, Didie Rachiem mengumumkan ditemukan kandungan bakteri E.Coli dan Salmonella Typhosa berdasarkan hasil uji lab sisa sampel makanan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kembali merilis penambahan jumlah korban keracunan makanan pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani menjadi 223 orang. Rabu (14/5/2025).
" Total saat ini menjadi 223 orang yang menjadi korban keracunan makanan usai menyantap menu MBG dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani," ungkap Kadinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno melalui keterangan tertulisnya, Selasa 13 Mei 2025.
Ia menjelaskan, para korban mengalami keracunan makanan dengan tingkat keparahan berbeda. Sri Nowo Retno, juga menambahkan, anak-anak yang menjadi korban dan harus menjalani rawat inap tersebar di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor.
" 11 orang di RS Hermina, 9 orang di RS Islam, 5 orang di RS Mayapada, 4 orang di RS Azra, 4 orang di RSUD Kota Bogor, 3 orang di RS PMI, 2 orang di RS EMC, 2 orang di RS Graha Medika, 2 orang di RS Juliana sedangkan sisanya di RS Salak 2 orang dan RS Siloam 1 orang, " tambah Kadinkes.
Secara kumulatif, masih kata Sri Nowo Retno, korban total 223 orang dengan rincian 45 orang menjalani rawat inap, 49 orang menjalani rawat jalan dan 129 orang mengalami keluhan ringan.
" Korban merupakan siswa TK, SD, SMP dan SMA dari sembilan sekolah," paparnya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), I Made Bagus Gerameta, mengingatkan pentingnya perbaikan dalam hal penyedia jasa, pengolahan makanan, transportasi hingga literasi yang baik kepada anak-anak dan orang tua supaya tidak mengalami trauma akibat kasus keracunan menu MBG.
" Diperlukan evaluasi untuk perbaikan, juga perlu koordinasi yang baik untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti pada kasus keracunan menu dari SPPG Bosowa Bina Insani," kata I Made Bagus Gerameta.
Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) menegur keras SPPG Bosowa Bina Insani lantaran terjadi insiden keracunan ratusan siswa usai menyantap menu makanan MBG yang disajikan di sekolah masing-masing. Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan mengatakan, BGN langsung memeriksa sampel makanan untuk mengetahui penyebab insiden keracunan.
" Uji lab dilakukan mulai dari bahan makanan hingga masakan yang disajikan. Dari hasil lab yang valid, kami lakukan teguran keras," tandasnya.
AR Sogiri