INFO NEWS | BOGOR - Korban kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor kembali bertambah. Berdasarkan hasil PE tanggal 10 Mei 2025, Dinas kesehatan (Dinkes) mencatat penambahan korban keracunan menu makanan dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani menjadi 214 orang. Senin (12/5/2025).
" Update terbaru, jumlah korban yang mengalami keracunan menu MBG dari dapur SPPG Bosowa menjadi 214 orang," ungkap Kadinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno dalam keterangan, Minggu (11/5/2025).
Sri Nowo Retno menambahkan, jumlah rincian korban secara kumulatif semenjak tanggal 7 hingga 10 Mei 2025 yakni, 40 orang menjalani rawat inap, 45 orang menjalani rawat jalan dan 129 orang hanya mengalami keluhan ringan.
" Dinkes terus melakukan investigasi epidemiologis untuk mencari sumber kejadian," tambahnya.
Lebih lanjut Kadinkes menjelaskan, untuk sebaran kasus berdasarkan sekolah yang telah melaporkan peristiwa keracunan menu MBG yakni TK Bina Insani berjumlah 25 orang, SD Bina Insani 10 orang, SMP Bina Insani 94 orang, SMA Bina Insani 1 orang, SDN Kukupu 3 sebanyak 8 orang, SDN Kedung Waringin 7 orang, SDN Kedung Jaya 1 berjumlah 16 orang, SDN Kedung Jaya 2 sebanyak 45 orang dan SMP Bina Graha 8 orang.
" Jumlah korban berasal dari 13 sekolah, menu MBG berasal dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani," jelasnya.
Ketua Indonesia Morality Watch (IMW) DPD Jawa Barat, Edwar menyoroti penambahan jumlah korban keracunan menu MBG di Kota Hujan. Ia mengatakan, jumlah korban yang mencapai 214 orang merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus keracunan makanan dari dapur SPPG Bosowa. Untuk itu, diperlukan upaya serius baik dalam penanganan maupun pencegahan agar hal serupa tidak lagi terjadi.
" Investigasi harus dilakukan dengan baik, transparan dan profesional, agar bisa diketahui penyebab utama peristiwa itu. BGN harus mengevaluasi kerjasama kemitraan dengan SPPG Bosowa mengingat jumlah korban mencapai ratusan," kata Edwar.
Disisi lain, kata Edwar lagi, diperlakukan edukasi kepada masyarakat secara luas agar program unggulan Presiden Prabowo untuk mengatasi gizi buruk dan stunting di Indonesia serta mendukung tumbuh kembang anak-anak guna mempersiapkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas dan produktif bisa berjalan sesuai harapan.
" Kejadian itu akan menimbulkan trauma bagi anak, makanya diperlukan edukasi secara luas kepada masyarakat. Sebagai jaminan hal itu tidak terulang kembali, perlu pengawasan ketat terhadap mitra SPPG program MBG terutama dalam pengadaan dan pengolahan menu makanan," tuturnya.
Sementara itu, Walikota Bogor Dedie Rachim, mengaku bakal mengumumkan hasil uji lab dalam kasus keracunan menu MBG pada Senin tanggal 12 Mei 2025. Pengumuman hasil laboratorium akan dirilis Didie Rachim di rumah dinas Walikota Bogor sekira pukul 11.00 WIB.
" Besok akan diumumkan hasilnya. Uji lab dilakukan untuk mengetahui penyebab utama terjadinya kasus keracunan menu MBG yang dialami siswa dan guru," singkatnya.
AR Sogiri