Foto: Dok. IN. Photo Pengurus Hotel Arra Lembah Pinus, Bachtiar Marasabessy, SH. MH. saat di wawancarai Media |
INFO NEWS | CIPANAS - Polemik berkepanjangan antara PB. PJSI pihak pemilik lahan dengan PT. Arra Lembah Pinus sebagai pengelola hotel Arra Lembah Pinus berbuntut aksi demo damai oleh Karyawan PT. Arra Lembah Pinus.
Aksi demo berjilid ini sudah dua kali dilakukan karyawan hotel Arra Lembah Pinus, dengan harapan akses jalan dibuka dan mereka bisa beraktifitas kembali. Dan bisa bekerja kembali. Jum'at, (8/9/2023).
Pengelola Management Hotel Arra Lembah Pinus (Bachtiar Marasabessy, SH. MH) dilokasi aksi demo damai, kepada awak media menuturkan:
" Pada prinsifnya kami bersama karyawan disini itu bekerja, artinya hubungan management dengan karyawan itu satu badan, keterkaitan hal-hal tersebut ini sudah berlangsung 3 bulan, dari sisi kos dan lain-lain kami sudah sangat dirugikan, nah bagaimana tanggapan nya, karyawan minta ini di buka kembali, karena tanpa mereka (Karyawan-red) kita tidak bisa bekerja," ujarnya.
Lanjut Bachtiar; " Terkait dari efek penutupan, pertama management tidak bisa beroperasi, sehingga dari sisi nilai pendapatan bagi management tidak ada, terkait karyawan yang sudah cukup lama bekerja, disinilah yang jadi kendala, bagaimana dengan upah mereka sehari- hari sampai ke bulanan tersebut, permintaan mereka akses jalan dibuka kembali, saya sebagai pengurus management melihat ini ada kebijakan ngak untuk di buka kembali," paparnya.
" Kalau kita melihat masa pengelolaan kami di hotel Arra lembah pinus masih ada 10 tahun, kita berakhir di tahun 2033, sudah 3 bulan obyek ini dihalangi pintunya, berbeda jika kami dibatalkan kontrak atau mereka melakukan upaya hukum lain, yang mereka lakukan adalah penutupan jalan, ini sangat di sayangkan, kita mau kemana, karyawan bertanya ke management, mereka karyawan mau bekerja, bagaimana tamu mau datang, kalaupun tamu datang kita harus menjaga supaya konsumen tidak komplain," urai Bachtiar.
Selanjutnya media bertanya, apa sudah ada upaya-upaya mediasi antara management pengelola hotel dengan pemilik lahan, kembali Bachtiar melanjutkan penuturan nya:
" Pada saat itu sudah ada upaya mediasi di Polres Cianjur, para pihak sudah di undang, di pasilitasi dengan Pa Kapolres langsung pada saat itu, pada pertemuan itu sudah di bicarakan juga, silahkan menghubungi mantan ketua umum, (Pa M, nama di inisialkan), karena permintaan mereka, kami bertemu beliau di kediaman nya," paparnya.
" Secara internal beliau sudah telepon dan berbicara dengan mereka, dari hal tersebut 3 atau 4 Jum'at yang lalu kami bertemu sekjen PB. PJSI, (RMP. nama di inisialkan), dalam pertemuan tersebut ada tim hukum dia, ada Brigjen S, sebagai wakil Ketum, ada mantan sekjen yang naik jadi ketua umum yang pada saat itu ikut hadir, dalam pertemuan tersebut mereka ajukan 4 point', 4 point' tersebut saya sarankan silahkan ajukan, supaya dapat kami tanggapi dengan surat," beber Bachtiar.
Media kembali bertanya tentang apa 4 point' tersebut, Bachtiar kembali melanjutkan penuturan nya:
" Empat point' tersebut minta di audit oleh tim audit independent, biaya ditanggung sama Arra, terus minta pihak mereka masuk dalam pengurus, ketiga dan ke empat saya lupa lagi, pokoknya ada empat point', katanya.
Selanjutnya media bertanya, apa tanggapan management terkait aksi demo yang sudah berlangsung 2 kali dengan hari ini, kembali Bachtiar angkat bicara:
" Terkait aksi demo, kami dari management tidak mengajak ataupun menyarankan, tapi mereka sendiri merasa jenuh, saya tanyakan kepada mereka tetap ingin bekerja, lalu mereka bilang akan terus bersuara dan berupaya, melakukan aksi, kami akan ke DPR, bahkan ke PB PJSI Pusat, itu yang mereka sampaikan sebelum melakukan aksi," tandasnya.
" Dalam kontek hal ini kami menjaga jangan sampai terprovokasi karena ini kan dunia usaha, usaha di bidang wisata, dengan terjadi hal ini akan berdampak juga kepada kami sebagai pelaku usaha, karena seakan-akan hotel Arra ini bermasalah, tamu pun akan lenyap, setelah pandemik covid baru saja kita mau mulai, lalu ini terjadi, ini sangat di sayangkan, kami sangat ingin beroperasi kembali, karena dari pihak management sangat rugi, ada investasi yang di investasikan, omzet kami saat ini sama sekali tidak ada, sedang kebutuhan kos operasional terus berjalan, terkait penutupan akses jalan management Arra pun di beritahukan, tanggal 21 Juni mereka melakukan penutupan tersebut." Pungkas Bachtiar.
Senada dengan pihak Pengelola Hotel Arra Lembah Pinus (Syarifudin) Korlap 1 aksi demo damai kepada media menjelaskan:
" Situasi dan Kondisi hotel Arra lembah pinus sebelum dilakukan aksi penutupan akses masuk itu biasa-biasa saja, hanya dulu sempat terkendala masalah krisis moneter dan pandemik covid saja," tutur Syarifudin.
Lanjut Syarifudin; " Setelah penutupan akses jalan, kehidupan kami karyawan hotel Arra sangat prihatin, selama tiga bulan ini kami tidak mendapatkan hasil secara maksimal, kita hanya menerima 50% dari hak kita, itu gaji kami dari pengelola hotel, tapi itu tidak mencukupi buat kebutuhan kami dan keluarga, harapan kami para pihak bisa mendengar harapan kami ini, dan hotel bisa beroperasi kembali." Pungkasnya.
Masih dilokasi yang sama Kepala Desa Ciloto (Marwan) juga ikut prihatin terkait polemik tersebut, kepada media ia menuturkan:
" Saya mendukung aksi karyawan, karena, kalau karyawan itu mungkin hanya sekitar 40 an, tapi saya melihat dibelakang mereka, ada keluarga, ada anak isteri yang harus di nafkahi, saya mohon para pihak segera mencari solusi, apapun bentuknya segera operasikan kembali hotel itu," harapnya.
Lanjut Kades Ciloto; " Karena itu menyangkut hajat hidup warga kami, saya tidak tahu masalah penutupan ini, itu ranah nya para pihak Pengelola dan pihak yang punya lahan, yang terpenting buat kami tolong di buka kembali hotel yang sudah lama berdiri ini." Tutup Kades Ciloto
Terpisah, Menanggapi hal itu Pengurus PB. PJSI (Sekel) sa'at diwawancarai awak media, menjelaskan:
" Sebenarnya kami ini bukan menutup hotel ya, kami ini memagari tanah kita, tanah PB. PJSI, kalau ada yang bilang kita menutup hotel itu salah, jadi sebenarnya kami mengamankan aset PB. PJSI," jelas Sekel.
Lanjut Sekel; " Minggu lalu kita sudah ketemu dengan pengurusnya, management hotel arra, dari pertemuan itu pihak PJSI meminta supaya hotel arra untuk kembali bermitra bersama kita, untuk pertama di audit, yang kedua kontribusi selama ini dipertanggung jawabkan," urainya.
" Ketiga, dikelola secara transparan untuk kemajuan dan kemajuan judo, keempat, anda pengurus hotel bertanggung jawab terhadap karyawan nya, jadi sebenarnya kalau karyawan menuntut untuk kita membuka portal itu salah alamat, karyawan itu ngak dapat makan ngak dapat gaji ya nuntut ke pengelola hotel Arra, dan untuk itu nanti management arra berurusan dengan PJSI," paparnya.
" Saya mengurus ini semua bukan kepentingan pribadi, semata untuk kemajuan judo, saya pikir itu yang perlu saya sampaikan, semoga yang saya sampaikan ini dapat dimengerti oleh masyarakat banyak." Pungkasnya.
(Ark/Indrayama)