Keterangan gambar: Gedung SDN Gunung Kembang, Minimnya Keterbukaan Informasi Diduga Penyebab Hilangnya Hak Penerima Manfaat PIP di SDN Gunung Kembang- Campaka. |
INFO NEWS | CIANJUR - Dalam penyaluran PIP, pihak sekolah berperan sebagai pengusul, verifikator data, dan penghubung utama antara siswa dan pemerintah. Sekolah mengusulkan calon penerima melalui sistem Dapodik, memverifikasi data siswa, serta menginformasikan dan membantu siswa serta orang tua dalam proses aktivasi rekening dan pencairan dana. Sabtu (11/10/2025).
Namun aturan yang sederhana tersebut lalai dilaksanakan pengelola PIP sebelumnya, sehingga menyebabkan bantuan dari Pemerintah tidak terserap seutuhnya oleh penerima manfaat.
Carut marut penyaluran Program Indonesia Pintar di satuan pendidikan SDN Gunung Kembang Kecamatan Campaka terungkap setelah peserta didik lulus, karena selama masih aktif sebagai peserta didik buku rekening disimpan pihak sekolah.
Kepada awak media Info News AH (Nama diinisialkan-red) salah seorang perwakilan orang tua penerima manfaat blak- blakan mengutarakan kekecewaannya terhadap pihak sekolah yang tidak terbuka dalam menyampaikan informasi penyaluran dana bantuan PIP.
" Setelah kami mengecek langsung di aplikasi, ternyata anak saya RA (Inisial -red) peserta didik di SDN Gunung Kembang tercatat di aplikasi sipintar mendapat bantuan PIP sebanyak 3 kali (tiga tahun berturut- turut)," tutur AH, Senin (6/10/2025).
" Tercatat di aplikasi sipintar sebagai penerima manfaat PIP dari tahun 2022, 2023 dan 2024, namun faktanya kami baru menerima satu kali, katanya yang tahun 2022 dinyatakan dananya sudah kembali ke negara, tapi kalau itu benar kembali ke negara? Bagaimana dengan sisanya yang 1 tahun, kan kami baru nerima 1 kali," ujarnya penuh tanya.
Kejadian serupa dikeluhkan MM (Inisial -red) orang tua penerima manfaat PIP di sekolah yang sama, ia menegaskan bahwa anaknya MS (Inisial -red) tercatat di aplikasi sipintar sebagai penerima manfaat sebanyak 5 kali (Lima tahun berturut-turut).
" Sesuai yang tercatat di aplikasi sipintar anak saya MS dari tahun 2020, 2021, 2022, 2023 dan 2024 tercantum sebagai penerima manfaat PIP, tapi yang kami terima baru 3 kali, sisanya yang 2 kali kemana?," bebernya kepada awak media pada Jumat (10/10/2025).
Yang sudah diterima oleh penerima manfaat sebanyak 3 kali, besaran uangnya berapa? tanya awak media.
" MS selama bersekolah di SDN Gunung Kembang baru menerima bantuan PIP 3 kali, yang pertama Rp. 450.000,-. Kedua Rp.450.000,-, dan yang terakhir saat hendak lulus Rp. 225.000,-. Upami 5 kali mah abdi teu rumaos pak," akunya dalam bahasa sunda.
Disinggung awak media mengenai keberadaan buku rekening PIP beserta ATMnya, saat itu berada dimana? ditangan siapa? tanya awak media.
" Buku rekening PIP dan kartu ATM dicepeng ku pihak sakola, dipasihkeun teh saatos lulus sakola ti SDN Gunung Kembang," jawabnya.
Saya merasa ada kejanggalan, tambah MM, waktu itu saat menerima buku rekening dan ATM dari pihak sekolah, dalam buku rekening terselip ada selembar bukti resi penarikan dana bantuan PIP, padahal saya dan istri tidak pernah melakukan pencarian.
" Pak abdi ge sareng istri kantos ngaraos aneh waktos nampi buku tabungan sareng ATM ti sakola dina buku tabungan nyelip aya resi penarikan, sementara abdi sareng istri teu rumaos kantos narik dana eta, kan janten aneh karaos ku abdina," kata MM mengulang ucapannya dalam bahasa sunda.
Untuk mendapatkan keterangan yang berimbang, awak media segera menyambangi SDN Gunung Kembang, guna mengkonfirmasi Kepala Sekolah, Pengurus PIP dan Operator sekolah terkait keluhan yang disampaikan oleh para orang tua penerima manfaat.
Setibanya di sekolah tepat pukul 10.30 WIB sayang sekali dilokasi tidak ada seorangpun yang bisa dimintai keterangan wawancara, karena kondisi saat itu sekolah sedang sepi tidak ada orang.
Selanjutnya awak media berinisiatif menemui operator sekolah, yang tempat tinggalnya tak jauh dari gedung sekolah, kemudian setelah bertemu dan bertatap muka dengan yang bersangkutan, serta menceritakan kembali keluhan para orang tua penerima manfaat, operator sekolah Riki Setiadi Ramdani buka suara.
" Insyaallah selama jaman abdi mah janten operator bantuan PIP disalurkan dengan baik, adapun peristiwa yang terjadi sebagaimana yang di sampaikan media kemungkinan terjadi di masa sebelum saya menjadi operator, saya baru menjabat menjadi operator tahun 2024. Insyaallah pak dijaman abdi mah PIP disalurkan dengan baik," jelas Riki meyakinkan awak media yang sedang mewawancarainya.
" Pernah ada di jaman saya menjadi operator satu orang dana PIP nya belum dicairkan, itupun dikarenakan saat masa pencairan orangtua penerima manfaat sedang tidak ada, jadi tidak bisa dicairkan karena yang bersangkutan tidak ada," paparnya.
Disinggung awak media mengenai keberadaan buku rekening PIP beserta ATMnya yang menurut orang tua penerima manfaat dipegang oleh pihak sekolah. Riki sang operator sekolah membenarkan, namun itu atas dasar keinginan para orang tua penerima manfaat sendiri.
" Memang benar masih ada buku tabungan yang berada di Sekolah tapi perlu diketahui, bahwa itu dititipkan di sekolah oleh orang tua jadi bukan keinginan pihak sekolah, sepengetahuan saya biasanya dengan alasan takut hilang," tepis Riki menjawab pertanyaan wartawan.
Dihubungi operator sekolah melalui sambungan aplikasi perpesanan WhatsApp Kepala SDN Gunung Kembang Riki Nugraha menjelaskan, bahwa yang menjadi temuan awak media saat ini, peristiwanya terjadi pada saat kepemimpinan kepsek sebelumnya.
" Penyaluran PIP di zaman saya Alhamdulillah lancar tidak ada masalah, yang awak media sampaikan tadi peristiwa terjadi bukan dijaman saya, itu terjadi di masa Bu Dewi, yang sekarang menjadi wasbin di kecamatan Campakamulya," terangnya.
" Kalau mau di konfirmasi langsung silahkan, atau nanti saya akan koordinasi dengan bu Dewi, tapi setelah saya dari RSDH cianjur, terkait program PIP yang merasa belum tersalurkan, kami akan koordinasi dengan KS sebelum saya dan juga dengan OP terdahulu." Pungkasnya.
Rafli hidayat