Sering tak makan, Sopyah terpaksa nyamar jadi Pria untuk kerja jadi kuli bangunan, Kini tagih Janji Pemerintah

INFONEWS TV
Kamis, 23 Mei 2024 | 22:11 WIB Last Updated 2024-05-23T15:23:17Z
Foto: Tribunnews. Sopiah Supriantin dan adik laki-lakinya Samsul, Nasib Sopyah Nyamar Jadi Pria Demi Jadi Kuli Bangunan, Sering Tak Makan, Kini Tagih Janji Pemerintah 

INFO NEWS | INDRAMAYU - Tengah viral sosok wanita bernama Sopyah Supriantin. Sopyah nyamar jadi pria demi bisa kerja. Wanita berusia 22 tahun itu bekerja sebagai kuli bangunan. Kini ia menagih janji pemerintah. Kamis, (24/5/2024).

Dilansir dari Tribun Sopyah Supriatin yang terpaksa memotong pendek rambutnya agar terlihat seperti laki-laki, hal itu dilakukan oleh Sopyah Supriatin demi bisa bekerja sebagai buruh bangunan. Sopyah Supriatin memiliki adik bernama Samsul Ramadan (15).

Keduanya sudah dua tahun tinggal di sebuah rumah sederhana di atas tanah pemerintah di Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Sopyah rela melakukan apapun demi bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk membiayai sang adik. Sopyah sendiri sudah putus sekolah sejak beberapa tahun lalu.

Kini, Samsul Ramadan pun terpaksa putus sekolah karena terkendala oleh biaya, melansir dari TribunJabar, padahal, Samsul adalah sosok murid yang berprestasi.

Belum lama ini, Samsul sukses merebut trofi juara 2 dalam ajang Wall Climbing Competition (WCC) bersama Mahameru Climbing Club (MCC) Indramayu yang diadakan oleh Mahasiswa Kehutanan Pecinta Alam (Mahakupala) Universitas Kuningan.

Sopyah dan Samsul masih memiliki seorang ayah yang merantau ke luar kota menjadi buruh serabutan, kendati demikian, penghasilan dari sang ayah belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kakak-beradik ini.

Sementara itu, ibu Sopyah dan Samsul meninggal dunia beberapa waktu lalu, selama ditinggal orang tuanya, Sopyah mengaku, tetangga kerap memberikan bantuan makanan, namun, Sopyah Supriatin bertekad untuk tidak membebani siapapun dan mencari penghasilan dengan keringatnya untuk menyambung hidup.

"Kalau sekarang suka ikut-ikut kerja bangunan," ujar Sopyah pada Tribunjabar.id, pada (16/5).

Apapun Sopyah Supriatin lakukan ketika bekerja, mulai dari mengangkut semen, mengaduk semen, dan lainnya, joka bekerja, Sopyah bisa membawa upah hingga Rp120 ribu dalam satu hari, namun pekerjaan tersebut tidak datang setiap hari. Dalam beberapa hari terakhir ini, Sopyah menganggur karena tidak ada panggilan bekerja.

"Ini juga lagi enggak kerja-kerja," ujar dia.

Ketika tidak bekerja, Sopyah Supriatin dan adiknya terkadang sampai tidak makan karena tidak memiliki uang.
Foto: Tribunnews. Kunjungan Dinas terkait kerumah Sopyah Supriantin 

"Kadang pernah dua hari enggak makan, kadang pernah tiga hari," ujar dia.

Beruntung, kisah Sopyah dan adiknya kini sudah sampai ke telinga pemerintah daerah.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu sudah datang mengunjungi keduanya, mereka turut membawa sejumlah bantuan untuk Sopyah dan Samsul.

"Alhamdulillah saya bersama teman-teman Disdikbud bersama juga Pak Camat sudah mengunjungi kediaman Sopyah bersama Samsul," ujar Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin, kepada Tribuncirebon.com, Kamis (16/5).

Caridin menyampaikan, pihaknya sudah berbicara dari hati ke hati dengan kakak-beradik tersebut, mereka mengaku sangat ingin melanjutkan sekolah..Samsul Ramadan sekarang pun sudah kembali bersekolah lagi.

Ia pindah dari SMPN 4 Sindang ke SMPN 3 Sindang untuk melanjutkan pendidikan, sementara Sopyah Supriatin, ia juga punya keinginan yang sama untuk sekolah, hanya saja sebagai kakak, ia mengaku tidak bisa melakukan keinginan tersebut karena tetap harus jadi tulang punggung menghidupi adiknya. Faktor usia pun menjadi alasan bagi Sopyah, sehingga tidak memungkinkan untuknya kembali bersekolah.

"Sehingga inginnya itu ia membuka usaha saja. Insyaallah untuk Sopyah kita fasilitasi untuk ikut kejar paket B dan nanti diteruskan ke kejar paket C," ujar dia.

Caridin menyampaikan, pihaknya juga akan memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan sekolah untuk Samsul, mulai dari seragam hingga peralatan sekolah lainnya. 

Disdikbud Indramayu juga akan mengupayakan agar Samsul mendapat beasiswa. Mengingat, Samsul merupakan salah satu siswa yang berprestasi di bidang olahraga panjat tebing.

"Untuk alasan keduanya tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi," ujar dia.

Terbaru Sopyah bercerita, sejak kunjungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu pada Selasa (16/5/2024) lalu, belum ada tindak lanjut soal nasib dirinya dan adiknya.

Alasan Samsul, adiknya yang belum kunjung sekolah, disampaikan Sopyah diketahui karena masih menunggu tahun ajaran baru, sementara soal modal usaha untuk dirinya, kata Sopyah, ia memahami karena mungkin butuh proses untuk merealisasikan hal tersebut.

Sopyah pun hanya bisa berharap, sembari melakukan berbagai hal yang bisa dikerjakan untuk mendapat pundi-pundi rupiah, dari jadi kuli bangunan, ngojek, dan lain sebagainya.

“Kalau bangunan sekarang lagi sepi, jadi apa saja pak yang dikerjakan,” ujar dia.

Bagi Sopyah yang hidup di ambang batas garis kemiskinan, berwirausaha menjadi impiannya untuk menyambung hidup hari demi harinya bersama sang adik, Sopyah mengaku, jika mendapat modal usaha, ia ingin membuka tempat cuci motor, alasannya pun sederhana, yakni untuk bisa mendapat pemasukan setiap harinya.

“Kalau sekarang gak tentu, kadang-kadang dapat uang,” ujar dia.

Sopyah pun hanya bisa berharap, sembari melakukan berbagai hal yang bisa dikerjakan untuk mendapat pundi-pundi rupiah, dari jadi kuli bangunan, ngojek, dan lain sebagainya.

"Kalau bangunan sekarang lagi sepi, jadi apa saja pak yang dikerjakan,” ujar dia.

Bagi Sopyah yang hidup di ambang batas garis kemiskinan, berwirausaha menjadi impiannya untuk menyambung hidup hari demi harinya bersama sang adik.

Sopyah mengaku, jika mendapat modal usaha, ia ingin membuka tempat cuci motor, alasannya pun sederhana, yakni untuk bisa mendapat pemasukan setiap harinya.

“Kalau sekarang gak tentu, kadang-kadang dapat uang,” ujar dia.

Sopyah mengaku, dalam sehari, uang yang bisa ia bawa pulang tidak menentu. Ia juga tidak menampik jika dirata-rata uang yang didapatnya hanya cukup untuk makan saja, sebagai anak perempuan, Sopyah juga tidak menampik soal kerasnya hidup yang harus ia lalui.

Adiknya, Samsul juga merasakan hal yang sama, kata Sopyah, adiknya selalu ingin pergi ke tempat ayah mereka dengan harapan bisa hidup seperti anak-anak lainnya.

"Bapak lagi di Kalimantan, di sana juga sama susah, makanya saya bilang sudah di sini saja, sabar dulu,” ujar dia.

(Ark)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sering tak makan, Sopyah terpaksa nyamar jadi Pria untuk kerja jadi kuli bangunan, Kini tagih Janji Pemerintah

Trending Now